Thursday 1 September 2016

PELAJARAN BAHASA INDONESIA TEKS EDITORIAL

Teks Editorial/Opini atau yang biasa juga disebut sebagai tajuk rencana adalah materi bahasa Indonesia yang akan kita pelajari kali ini. Adapun materi yang akan kita bahas mengenai teks opini/editorial adalah tentang pengertian, struktur teks, kaidah kebahasaan, dan contoh teks editorial. Baiklah langsung saja kalian simak materi nya dibawah ini agar kalian dapat lebih memahami tentang teks editorial.

Pengertian Teks Editorial
Teks editorial adalah teks yang berisi pendapat pribadi seseorang terhadap suatu isu/masalah aktual. Isu tersebut meliputi masalah politik, sosial, ataupun masalah ekonomi yang memiliki hubungan secara signifikan dengan politik. Teks jenis ini secara teratur muncul di koran atau majalah. Dalam mengungkapkan pendapat harus dilengkapi dengan fakta, bukti-bukti, dan alasan yang logis agar dapat diterima oleh pembaca atau pendengar.
TEKS EDITORIAL/OPINI (Pengertian, Struktur Teks, dan Kaidah Kebahasaan Teks Editorial)

Struktur Teks Editorial
Sebuah teks editorial/opini memiliki struktur teks yang sama dengan struktur yang membangun teks eksposisi, yaitu pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan pernyataan/penegasan ulang pendapat (reiteration). Untuk lebih jelasnya lihat lah dibawah ini.

Pernyataan pendapat (thesis), bagian ini berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Istilah ini mengacu ke suatu bentuk penryataan atau bisa juga sebuah teori yang nantinya akan diperkuat oleh argumen.
Argumentasi, merupakan bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk mempekuat pernyataan dalam tesis walaupun dalam pengertian umum, argumentasi juga dapat digunakan untuk menolak suatu pendapat. Argumentasi dapat berupan pernyataan umum (generalisasi) atau dapat juga berupa data hasil penelitian, pernyataan para ahli, atau fakta-fakta yang didasari atas referensi yang dapat dipercaya.
Penyataan/Penegasan ulang pendapat (Reiteration), bagian ini berisi penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian argumentasi. Terdapat pada bagian akhir teks.

Kaidah Kebahasaan Teks Editorial

Berikut akan saya jelaskan ciri kebahasaan atau kaidah kebahasaan dati teks editorial. Teks editorial memiliki ciri kebahasaan yang diantaranya adverbia, konjungsi, verba material, verba mental, dan verba relasional. Untuk lebih jelasnya simaklah penjelasannya dibawah ini.

Adverbia, agar dapat meyakinkan pembaca diperlukan ekspresi kepastian yang bisa dipertegas dengan kata keterangan atau adverbia frekuentatif, yaitu adverbia yang menggambarkan makna berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata-kata yang digunakan antara lain selalu, biasanya, sebagian besar waktu, sering, kadang-kadang, jarang, dan lainnya.
Konjungsi, merupakan kata penghubung pada teks editorial seperti kata bahkan.
Verba Material, adalah verba yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa.
Verba relasional, adalah verba yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian A adalah B), dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B). Verba yang pertama tergolong ke dalam verba relasional identifikatif, sedangkan verba yang kedua dan ketiga tergolong ke dalam verba relasional atributif.
Verba Mental, adalah verba yang menerangkan persepsi (misalnya melihat, merasa), afeksi (misalnya suka, khawatir), dan kognisi (misalnya berpikir, mengerti). Pada verba mental terdapat partisipan pengindra (senser) dan fenomena. 

Contoh Teks Editorial
Kebijakan Itu Harus Efektif Diimplementasikan
Untuk apakah sebuah peraturan dibuat? Agar bisa diimplementasikan, karena peraturan itu dibuat untuk kepentingan bersama. Apa jadinya kalau peraturan dibuat, tetapi tidak efektif dilaksanakan? Pasti ada sesuatu yang tidak tepat dalam merumuskan peraturan itu.

Mulai hari Senin (29/12) masyarakat Ibu Kota menjalani tata aturan yang baru lagi. Mulai kemarin peraturan three in one tidak lagi hanya berlaku pagi hari, tetapi juga sore hari. Setiap mobil yang melintasi jalan-jalan utama Jakarta minimal harus ditumpangi tiga orang. Pada pagi hari, aturan itu berlaku pukul 07.00 hingga 10.00, sementara petang hari mulai pukul 16.00 hingga 19.00.

Ketika rencana itu mulai dilontarkan, sudah muncul keberatan dari masyarakat. Bukan hanya peraturan itu dinilai memberatkan, tetapi sejak konsep three in one diterapkan pada pagi hari saja, efektivitas sangatlah rendah. Yang muncul adalah joki-joki yang berdiri menawarkan jasa di sepanjang jalan utama itu.

Namun, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso tetap pada sikapnya. Peraturan tetap akan diberlakukan dengan sebulan masa sosialisasi.

Tentunya terlalu dini untuk mengevaluasi efektivitas peraturan itu. Namun, dari evaluasi awal, para pengemudi tidak mempedulikan aturan baru itu. Petugas DLLAJR pun tidak mengambil tindakan apapun terhadap para joki.

Mengapa peraturan itu tidak efektif? Pertama, karena soal disiplin. Masyarakat kita, termasuk juga masyarakat Jakarta, sangat rendah tingkat disiplinnya. Mereka selalu mencari cara untuk mengakali peraturan, apalagi masyarakat tidak mendukung peraturan pembatasan itu.

Ancaman hukuman bukanlah sesuatu yang ditakuti karena masyarakat paham bahwa hal yang satu itu merupakan kelemahan lain dari bangsa kita. Masyarakat pun tahu bagaimana caranya terhindar dari ancaman hukuman, yang dikenal sangat tidak tegas itu.

Alasan kedua adalah tidak adanya alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan jasa transportasi yang bisa menjamin mobilitas mereka. Kita tahu, Pemerintah Provinsi DKI sedang mempersiapkan sistem bus dengan jalur khusus atau busway. Namun, selain sistem transportasi alternatif itu belum berjalan, konsepnya tidak utuh untuk bisa menjamin kebutuhan tranportasi masyarakat.

Sekarang ini justru berkembang pertanyaan baru, apakah kebijakan Primprov DKI itu tidak justru akan berlawanan dengan kebijakan Gubernur Sutiyoso yang sangat kuat keinginannya untuk membuat Jakarta tertib. Ia mencoba membatasi orang untuk bisa masuk Jakarta dan menggusur masyarakat maupun pedagang kaki lima yang menempati lahan yang bukan hak mereka.

Namun, bagaimana orang tidak tertarik untuk masuk Jakarta kalau semua kesempatan itu mudah didapat di Ibu Kota. Meski pertarungan hidupnya keras, lebih mudah mendapatkan uang di Jakarta dibandingkan dengan di daerah. Di Jakarta menjadi penjaga toilet di hotel ataupun di mall saja bisa dapat beberapa puluh ribu rupiah sehari. Jadi, tukang parkir liar, asal bisa teriak-teriak, dengan mudah dapat seribu atau dua ribu rupiah. Bahkan menjaga tempat perputaran jalan pun, di Jakarta bisa dapat uang

Peluang itu ditambah lagi dengan menjadi joki. Bagi kalangan pengusaha yang harus keluar-masuk jalan utama Jakarta, apa susahnya untuk menambah satu pegawai yang bisa menemani dia bekerja. Dengan satu sopir dan satu ajudan, maka ia bisa bebas keluar-masuk jalan utama.

Inilah yang sebenarnya kita ingin ingatkan. Peraturan itu seharusnya dibuat dengan mempertimbangkan segala segi secara matang. Peraturan itu juga harus mendapat dukungan dari masyarakat agar bisa berjalan efektif.

Untuk apa peraturan dibuat kalau kemudian hanya untuk dilanggar. Begitu banyak peraturan yang kita buat, pada akhirnya tidak bisa diterapkan karena tidak dirasakan sebagai kebutuhan bersama oleh seluruh rakyat.

Ketika peraturan itu tidak bisa efektif dilaksanakan, yang akhirnya menjadi korban adalah si pembuat peraturan itu sendiri. Setidaknya wibawanya menjadi turun karena peraturan yang dibuat ternyata tidak bergigi.

Peraturan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dibuat. Selain soal three in one, yang juga menjadi pembicaraan ramai masyarakat adalah soal bunga bank.

Kita ketahui bahwa Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia sekitar dua pekan lalu kembali membahas soal apakah bunga bank itu tergolong riba atau tidak. Putusan Komisi Fatwa MUI sendiri kemudian menggolongkan bunga bank itu sebagai riba. Tetapi segera ditambahkan bahwa haramnya bunga bank itu hanya berlaku di kotakota yang sudah memiliki Bank Syariah.

Keputusan Komisi Fatwa MUI itu seharusnya dibawa dulu ke Sidang Lengkap MUI, yang melibatkan seluruh ulama, sebelum menjadi fatwa yang menjadi pegangan seluruh umat. Namun, keputusan itu sudah dikeluarkan terlebih dahulu ke masyarakat, apalagi media pun terjebak seakan-akan itu sudah menjadi fatwa MUI.

Namun, di sini kita menangkap adanya kearifan pada jajaran pimpinan MUI. Keputusan Komisi Fatwa itu tidak dianulir, tetapi pembahasannya dalam sidang lengkap MUI ditunda sampai diperoleh waktu yang memadai untuk bisa membahas masukan Komisi Fatwa itu secara menyeluruh.

Pimpinan MUI sangat menyadari bahwa persoalan ini bukanlah masalah mudah sebab bukan hanya berkaitan dengan urusan ekonomi, tetapi juga kehidupan masyarakat banyak. Dengan tradisi yang sudah panjang, tidak sedikit umat muslim yang bekerja di bidang itu. Kalaupun sekarang harus diubah menjadi Bank Syariah, apakah sistemnya bisa cepat berubah dan menunjang perkembangan Bank Syariah itu sendiri.

Begitu banyak aspek yang harus dilihat sehingga pada tempatnya bila MUI menunda keputusan itu. Sebab, pada akhirnya, sebuah peraturan itu bukan hanya harus bagus di atas kertas, tetapi sungguh bermanfaat bagi kehi-dupan masyarakat yang menjalankannya. 

PELAJARAN BAHASA INDONESIA KALIMAT EFEKTIF

Pengertian Kalimat Efektif Adalah (Beserta Contoh Lengkap)
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu  menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.



Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai berikut:

1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele.

Prinsip-Prinsip Kalimat Efektif:

Kalimat efektif memiliki prinsip-prinsip yang harus dipenuhi yaitu kesepadanan, kepararelan, kehematan kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan dan kelogisan kalimat. Prinsip-prinsip kalimat efektif tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

A. Kesepadanan Struktur

Kespadanan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadanan dalam kalimat ini diperlihatkan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadanan struktur, yaitu:

1. Memiliki subjek dan predikat yang jelas

Contoh:

Bagi semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegiatan study tour.       (Tidak efektif)
Semua siswa kelas 2 harus mengikuti kegaiatan study tour.              (Efekti)

Untuk menghindari ketidak jelasan subjek, hindarilah pemakaian kata depan (Preposisi) di depan Subjek.

2. Tidak memiliki subjek yang ganda di dalam kalimat tunggal.

Contoh:

Pembangunan Jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa.                       (Tidak Efekti)
Dalam membangun jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa.     (Efektif)

B. Kepararelan Bentuk

Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk kata adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata selanjutnya berbentuk verba. Namun, jika kata pertama berbentuk nomina, maka kata selanjutnya berbentuk nomina.

Contoh:

Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan pengaplikasian definisi kaliamt efektif.       (Tidak efektif)
Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif.          (Efektif)


Advertisement



C. Kehematan Kata

Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan adalah: 

1. Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk

Contoh:

Saya tidak suka buah apel dan saya tidak suka duren.        (Tidak efektif)
Saya tidak suka buah apel dan duren.                                    (Efektif)

2. Menghindari kesinoniman dalam kalimat

Contoh:

Saya hanya memiliki 3 buah buku saja.          (Tidak efektif)
Saya hanya memiliki 3 buah buku.                   (Efektif)

3. Menghindari penjamakan kata pada kata jamak

Para mahasiswa-mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat.    (Tidak efektif)
Para mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat.                          (Efektif)

D. Kecermatan

Yang dimaksud kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda.

Contoh:

Guru baru pergi ke ruang guru.            (Tidak efektif)
Guru yang baru pergi ke ruang guru.   (Efektif)

E. Ketegasan

Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokonya sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut.  Berikut cara memberikan penegasan pada kalimat efektif.

1. Meletakan kata kunci di awal kalimat

Contoh:

Sudah saya baca buku itu.      (Tidak efektif)
Buku itu sudah saya baca.      (Efektif)

2. Mengurutkan kata secara bertahap.

Contoh:

Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur dan presiden.   (Tidak efektif)
Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan dan gubernur.     (Efektif)

F. Kepaduan

Kalimat efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.

Contoh:

Budi membicaran tentang pengalaman liburannya.   (Tidak efektif)
Budi membicarak pengalaman liburannya.                   (Efektif)

G. Kelogisan

Ide kalimat dalam kaliamat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD.

Contoh:

Waktu dan tempat kami persilahkan!     (Tidak efektif)
Bapak kepala sekolah kami persilahkan! (Efekti)

Demikianlah prinsip-prinsip dalam kalimat efektif yang harus ada atau dipenuhi dalam pembuatan kalimat efektif agar tujuan komunikatif kalimat tersebut dapat tersampaikan dengan jelas kepada pendengar atau pembacanya.

Contoh-contoh kalimat efektif:

Karena tidak tidur semalaman, dia terlambat datang ke sekolah.
Dia memakai baju merah.
Sesudah dipahami dan dihayati pancasila harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas itu bagi saya sangat mudah.
Semua mahasiswa diwajibkan membayar uang kuliah sebelum tanggal 26 Februari 2015.
Saya sedang membuat nasi goreng.
Selanjutnya, saya akan menjelaskan pentingnya air bagi kehidupan. 


Wednesday 31 August 2016

PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI SILOGISME

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).

Berdasarkan bentuknya, silogisme terdiri dari;

1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

Contoh:

   Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
   Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
∴ Akasia membutuhkan air (Konklusi)
Hukum-hukum Silogisme Katagorik.[sunting | sunting sumber]
Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.
Contoh:

   Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).
   Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
∴ Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.
Contoh:

   Semua korupsi tidak disenangi (mayor).
   Sebagian pejabat korupsi (minor).
∴ Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.
Contoh:

   Beberapa politikus tidak jujur (premis 1).
   Bambang adalah politikus (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin tidak jujur (konklusi).

Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.
Contoh:

   Kerbau bukan bunga mawar (premis 1).
   Kucing bukan bunga mawar (premis 2).
Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan

Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka, binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.
Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh:

   Kerbau adalah binatang.(premis 1)
   Kambing bukan kerbau.(premis 2)
∴ Kambing bukan binatang ?
Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat positif

Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:

   Bulan itu bersinar di langit.(mayor)
   Januari adalah bulan.(minor)
∴ Januari bersinar dilangit?
Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan konklsinya.
Contoh:

   Kucing adalah binatang.(premis 1)
   Domba adalah binatang.(premis 2)
   Beringin adalah tumbuhan.(premis3)
   Sawo adalah tumbuhan.(premis4)
Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya

2. Silogisme Hipotetik
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:

Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:

   Jika hujan saya naik becak.(mayor)
   Sekarang hujan.(minor)
∴ Saya naik becak (konklusi).
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:

   Jika hujan, bumi akan basah (mayor).
    Sekarang bumi telah basah (minor).
∴ Hujan telah turun (konklusi)
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:

   Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
   Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
∴ Kegelisahan tidak akan timbul.
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:

   Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.
   Pihak penguasa tidak gelisah.
∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan.

3. Hukum-hukum Silogisme Hipotetik
Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, maka hukum silogisme hipotetik adalah:

Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

4. Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:

   Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
   Nenek Sumi berada di Bandung.
∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

5. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen:

Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

6. Silogisme Disjungtif
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:

-Silogisme disyungtif dalam arti sempit
Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif kontradiktif. Contoh:

   Heri jujur atau berbohong.(premis1)
   Ternyata Heri berbohong.(premis2)
∴ Ia tidak jujur (konklusi).
Silogisme disjungtif dalam arti luas
Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan kontradiktif. Contoh:

   Hasan di rumah atau di pasar.(premis1)
   Ternyata tidak di rumah.(premis2)
∴ Hasan di pasar (konklusi).
Hukum-hukum Silogisme Disjungtif

Silogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid.
Contoh:

   Hasan berbaju putih atau tidak putih.
   Ternyata Hasan berbaju putih.
∴ Hasan bukan tidak berbaju putih.
Silogisme disjungtif dalam arti luas, kebenaran konklusinya adalah
Bila premis minor mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah (benar).
Contoh:

   Budi menjadi guru atau pelaut.
   Budi adalah guru.
∴ Maka Budi bukan pelaut.
Bila premis minor mengingkari salah satu alternatif, maka konklusinya tidak sah (salah).
Contoh:

   Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogyakarta.
   Ternyata tidak lari ke Yogyakarta
∴ Dia lari ke Solo?
Konklusi yang salah karena bisa jadi dia lari ke kota lain

Saturday 27 August 2016

PELAJARAN BAHASA INDONESIA JENIS-JENIS MAJAS DALAM BAHASA INDONESIA

Jenis Jenis Majas (Bahasa Indonesia)

Pengertian:
       Majas dapat didefinisikan sebagai cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain (KBBI). Namun secara umum majas dapat pula dikatakan sebagai gaya bahasa atau cara yang digunakan oleh penulis untuk menimbulkan efek tertentu pada pembaca. Cara yang digunakan pun sangat beragam. Majas dalam bahasa Indonesia dibagi atas empat jenis, yaitu:
1.    Majas perbandingan
2.    Majas pertentangan
3.    Majas sindiran
4.    Majas penegasan

A. Majas perbandingan
                 Majas perbandingan merupakan majas yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain.
1.    Majas Personifikasi yaitu majas yang digunakan untuk memperjelas maksud dengan menjadikan benda-benda yang digambarkan dapat berlaku seperti manusia.  Contoh : Nyiur melambai-lambai, matahari keluar dari peraduannya, awan hitam mengukir langit.

2. Majas Asosiasi yaitu majas yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya (memiliki persamaan sifat). Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.
Contoh :
a) Semangatnya keras bagaikan baja.
b) Mukanya pucat bagai mayat.
c) Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama

3. Majas Metafora, adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan
                Contoh :
o  Kapan saudara berjumpa dengan lintah darat itu?
o  Aku sungguh takjub melihat kecantikan bunga desa itu.
o  Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting)
o  Raja siang keluar dari ufuk timur
o  Jonathan adalah bintang kelas dunia.
o  Harta karunku (sangat berharga)
4.    Majas Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.

5.    Majas Sinestesia: yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.

6.    Majas Metonimia, yaitu majas untuk mengemukakan sesuatu dengan menggantikan dengan sifat, atau nama, atau sesuatu yang merupakan ciri khas dari benda-benda tersebut.
     Contoh : Saya pergi ke Jakarta naik Garuda.
7.    Majas Eufemisme, yaitu majas untuk mengemukakan pikiran atau perasaan dengan menggunakan kata-kata dengan arti yang baik dengan maksud agar tidak menyinggung perasaan orang. Eufemisme dapat pula berupa ungkapan-ungkapan penghalus untuk menggantikan  kata-kata yang dirasakan kurang sopan.
Contoh :
1.) Sejak ditinggal suaminya, ia agak kurang waras
2.) Kemampuan Andi dalam memahami pelajaran agak lamban.
8.    Majas Disfemisme: Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.

9.    Majas Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata. contoh:Perilakunya seperti ular yang menggeliat.
10.    Majas Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
11.     Majas Perifrasa: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
12.    Majas Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata. contoh:Kita bermain ke rumah Ina.
13.  Majas Sinekdokhe, adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.
a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
    Contoh:
1. Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian. Contoh:
1. Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.
14.    Alegori
          Alegori adalah Majas yang menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh. Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
          Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
          Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
15.    Majas Simile : Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, ” umpama”, “ibarat”,”bak”, bagai”. Membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya. contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.

16.    Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
a)   Ia terkenal sebagai buaya darat.
b)   Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian
c)   Melati, lambang kesucian


B. Majas Pertentangan 
Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”. Jenis-jenis Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.

1) Antitesis
     Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
a) Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
b) Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.

2) Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh;
a) Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.
b) Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.

3) Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh:
a) Suaranya menggelegar membelah angkasa.
b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.

4) Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.
Contoh:
a) Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.
b) Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya
ini?
5.    Majas Oksimoron : adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama. Contoh : Keramah-tamahan yang bengis

6.    Majas Anakronisme : Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu. Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada)
7.    Majas Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai
8.    Majas Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya. Contoh: Andi mengundang semua temannya, kecuali Dono.

C. Majas Sindiran
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:

1) Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
Contoh:
a) Ini baru siswa teladan, tidak pernah mengerjakan tugas.
b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca.

2) Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung.
Contoh :
a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu.
b) Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.

3) Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:
a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!
4) Majas Satire Adalah ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll. Ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu. Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!
5) Majas Innuendo Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya. Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya

D. Majas Penegasan
     Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”.Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.

1) Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh:
a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.
b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.
c) Bagi yang telah dipanggil namanya, silakan maju ke depan.

2) Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.
Contoh:
a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.

3) Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban

4) Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam
sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan
kata bersinonim.
Contoh:
a)  Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.
b) Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.

5) Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut turut dan makin lama
makin meningkat.
Contoh:
a) Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
b) Ketua Rt, Rw, kepala desa, gubernur, bahkan presiden sekalipun tak berhak mencampuri urusan pribadi seseorang.

6) Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut turut yang makin
lama menurun.
a) Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
b) Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.


7) Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban.
Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh:
a) Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?
b) Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ?
d. Majas Pertentangan
8)   Majas Koreksio Adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya. Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
9)    Majas Asindeton  Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan. Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.
10)  Polisindenton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata penghubung.
11) Majas  Interupsi  adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat. Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.
12) Majas Eksklmasio  Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi. Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.
13) Majas Enumerasio Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas. Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.
14)  Majas Silepsis dan Zeugma Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain, sebenarnya hanya salah satunya yang mempunyai hubungan dengan kata pertama. Contoh : ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.
15) Majas Apofasis atau Preterisio Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal. Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara
15) Majas Aliterasi:  Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama. Contoh : Keras-keras kena air lembut juga
16)  Majas Paralelisme: Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris  atau kalimat. Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang
18) Majas Antanaklasis adalah yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
19)  Majas Anastrof atau Inversi  Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan. Contoh : Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.
20) Majas Retoris Adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?
21) Majas Elipsis Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
22) Majas Alonim Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
23) Majas Kolokasi Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
24) Majas Pararima Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
25) Majas Preterito Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
26) Majas Sigmatisme Pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.

Dari berbagai sumber

PELAJARAN BAHASA INDONESIA Ide Pokok, Kalimat Utama, dan Kalimat Penjelas

Ide pokok, Kalimat Utama, dan Kalimat Penjelas

Ide pokok, Kalimat Utama, dan Kalimat Penjelas

I.        Pengertian
     Ide pokok adalah ide/gagasan yang menjadi pokok pengembangan paragraf. Ide pokok ini terdapat dalam kalimat utama. Nama lain ide pokok adalah gagasan utama, gagasan pokok. Dalam satu paragraf hanya ada satu ide pokok.
Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya terdapat ide pokok paragraf. Kalimat utama ini dijelaskan oleh kalimat-kalimat lain dalam paragraf tersebut, yang disebut dengan kalimat penjelas. Nama lain untuk kalimat utama adalah kalimat topik.
Kalimat penjelas yaitu kalimat yang menjelaskan kalimat utama.



II.     Paragraf  Deduktif
Pada paragraf deduktif kalimat utama terletak di awal paragraf. Gagasan pokok/kalimat utama dinyatakan lebih dahulu baru diikuti kalimat penjelas.
Kalimat utama
Contoh:


1.             Seseorang akan diuji dengan apa yang ia memiliki. Ketika ia memiliki ilmu, maka dia akan diuji dengan ilmu tersebut sejauh mana ilmu itu bermanfaat. Ketika seseorang mempunyai harta maka dia akan diuji dengan sejauh mana ia mampu mendistribusikan hartanya kepada orang lain.

2.             Menkominfo Tifatul Sembiring mengancam akan menutup layanan Blackberry di Indonesia bila produsennya, Research in Motion (RIM), menolak untuk memblokir konten pornografi. ”Kami sudah memanggil RIM yang sudah bekerja sama dengan enam operator di Indonesia,” kata Tifatul di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan, bila ternyata konten pornografi Internet masih dapat diakses melalui Blackberry, pihaknya akan dengan tegas memberikan teguran kepada pabrikan ponsel pintar tersebut. Menteri menyatakan tidak akan segan-segan menutup layanan Blackberry di Indonesia bila RIM menolak memblokir pornografi.

Kalimat  (1)  kalimat utamanya adalah  Seseorang diuji dengan apa yang ia miliki. Ide pokoknya adalah  ujian untuk seseorang  (atau bisa juga ujian untuk seorang manusia).  Kalimat (2) kalimat utamanya adalah  Menkominfo Tifatul Sembiring mengancam akan menutup layanan Blackberry di Indonesia bila produsennya, Research in Motion (RIM), menolak untuk memblokir konten pornografi. Ide pokoknya adalah  ancaman Menkominfo Tifatul Sembiring.



III.  Paragraf Induktif
Pada paragraf induktif kalimat utama terletak di akhir paragraf. Kalimat penjelas disampaikan lebih dahulu, baru kalimat utama.
Contoh :
(1)        Ini adalah pelajaran yang mesti diketahui setiap orang tua. Doa mereka sungguh ajaib jika itu ditujukan pada anak-anak mereka. Jika orang tua ingin anaknya menjadi saleh dan baik, maka doakanlah mereka karena doa orang tua adalah doa yang mudah diijabahi. Jika orang tua mendoakan jelek pada anaknya, maka itu pun akan terkabulkan. Jadi, orang tua mesti hati-hati dalam mendoakan anaknya.
(2)        Orang yang sekali melakukan dosa dan ia enggan bertobat, maka ia akan tergoda untuk melakukan yang kedua kali, ketiga kali, dan seterusnya. Lalu dosa-dosanya itu akan semakin bertumpuk-tumpuk sehingga mengalahkan amal baiknya. Ibarat racun dalam tubuh, dosanya akan menggerogoti kesehatannya dari ke hari, sehingga tubuhnya kian lemah dan penuh penyakit. Sesungguhnya dosa besar maupun kecil bila dilakukan secara terus-menerus akan berdampak sangat buruk bagi pelakunya.

Kalimat utama kalimat (1) adalah Jadi, orang tua mesti hati-hati dalam mendoakan anaknya. Ide pokoknya adalah  hati-hati mendoakan anak.  Kalimat (2) kalimat utamanya adalah Sesungguhnya dosa besar maupun kecil bila dilakukan secara terus menerus akan berdampak sangat buruk bagi jiwa dan raga pelakunya. Ide pokoknya adalah dampak buruk dosa.


Soal-Soal Latihan

     Setiap orang bebas untuk bermimpi. Seperti burung yang terbang di angkasa, setiap orang dapat memilih ingin menjadi begini dan begitu, mau ini dan itu, yang intinya menggambarkan cerita sukses kehidupan. Tak pernah ada larangan untuk bermimpi. Tidak juga pernah ada hukuman bagi orang yang memimpikan sesuatu.

1.    Kalimat utama paragraf di atas adalah… .
2.    Ide pokok paragraf di atas adalah … .
3.    Jenis paragraf di atas adalah … .

       Janganlah Anda merasa menjadi orang yang paling pintar  karena di luar sana banyak orang yang jauh lebih pintar dan mungkin Anda belum bisa bertemu dengan mereka. Janganlah merasa Anda menjadi orang yang paling kaya karena di belahan bumi lain, banyak orang yang jauh lebih kaya daripada Anda, hanya Anda belum bertemu dengannya. Jangan hanya baru mempunyai mobil seharga 200 juta, Anda merasa memiliki dunia dan meremehkan orang lain. Janganlah Anda merasa orang yang paling cantik atau tampan, karena di belahan bumi lain ada orang yang jauh lebih tampan dan lebih cantik dibandingkan Anda. Dan ingatlah kecantikan dan ketampanan itu tidak abadi. Jangan hanya karena memiliki wajah yang mulus dan putih Anda merasa orang yang paling sempurna di dunia dan merendahkan orang yang tidak lebih baik daripada Anda.
Janganlah Anda merasa menjadi manusia yang paling menderita dengan masalah-masalah Anda, karena di luar sana ada orang yang jauh lebih menderita dan memiliki jutaan masalah daripada Anda. Hanya saja Anda belum bertemu dengan mereka. Jangan pernah merasa menjadi orang yang ”paling” di antara manusia.

4.    Jenis paragraf di atas adalah… .
5.    Ide pokok paragraf di atas adalah… .
6.    Pernyataan berikut yang terdapat dalam paragraf di atas adalah… .
A.    Orang yang paling kaya bisa membeli mobil seharga 200 juta.
B.     Orang-orang pintar di berbagai belahan bumi sangat sulit ditemui.
C.     Jangan meremehkan orang lain karena Anda kaya.
D.    Banyak orang yang cantik di berbagai tempat yang tidak sombong.
E.     Orang yang paling menderita didatangi musibah silih berganti.
7.    Pertanyaan yang sesuai dengan paragraf di atas adalah… .
A.    Siapakah di antara manusia yang merasa dirinya paling pintar daripada orang lain?
B.     Mengapa kecantikan dan ketampanan itu tidak abadi?
C.     Mengapa kita tidak boleh merasa orang yang paling menderita?
D.    Apa yang dirasakan orang kaya ketika usahanya beruntung berlipat ganda?
E.     Bagaimana menghilangkan perasaan sebagai orang yang paling baik di antara manusia?

       Coklat yang murni hadir dengan segala kesederhanaan. Manisnya pun memiliki sedikit rasa pahit. Seakan mengajari, seorang insan yang shalih tetap saja insan, bukan malaikat yang Allah ciptakan tanpa pernah akan berbuat dosa. Insan Allah kembang biakkan dari keturunan Adam. Insan, tetap saja insan yang merupakan tempatnya alpa dan kesalahan. Maka, bukankah lebih baik biarkan saja coklat tetap berwarna coklat?
8.    Kalimat tidak padu dalam paragraf di atas adalah … .

Silangilah  B  jika pernyataan betul dan silangi S jika pernyataan salah!

1.    B  -  S  Dalam satu paragraf  bisa terdapat dua ide pokok.
2.    B  -  S  Dalam satu paragraf hanya terdapat satu ide pokok.
3.    B  -  S  Ide pokok bersinonim dengan gagasan utama.
4.    B  -  S  Ide pokok terdapat dalam kalimat utama.
5.    B  -  S  Kalimat utama bagian dari ide pokok.
6.    B  -  S  Kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat utama.
7.    B  -  S  Pola paragraf deduktif adalah umum ke khusus.
8.    B  -  S  Pola paragraf induktif adalah khusus  ke umum.
9.    B  -  S  Ide pokok paragraf deduktif terletak di awal paragraf.
10.    B  -  S  Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf.


Jawablah dengan singkat dan jelas!

1.    Apakah yang dimaksud dengan ide pokok?
2.    Bagaimanakah cara menemukan ide pokok sebuah paragraf.
3.    Apakah yang dimaksud dengan kalimat utama?
4.    Apakah yang dimaksud dengan kalimat penjelas?
5.    Apakah perbedaan paragraf deduktif dengan paragraf induktif?

       Di tengah kerusakan pemahaman yang semakin kuat, ada sebagian wanita yang tetap menjunjung tinggi martabat mereka. Mereka memelihara nilai-nilai kefitrahan sebagai seorang hamba. Pengorbanan dan perjuangan untuk mencari keridaan Allah mereka lakukan tanpa henti. Mereka pahlawan dalam rumah tangga yang melahirkan pejuang-pejuang tangguh. Dari rumah mereka yang penuh berkah lahirlah para pemimpin umat ini yang payah dicari bandingnya. Merekalah para bidadari surga yang masih menjejakkan kakinya di bumi.

Ide pokok paragraf di atas adalah ….


       Kecanduan pada pornografi bisa merusak otak. Otak pecandu pornografi akan terangsang untuk memproduksi dopamin dan endorfin, yaitu suatu bahan kimia otak yang membuat rasa senang dan merasa lebih baik. Dalam kondisi normal, zat-zat ini akan sangat bermanfaat untuk membuat orang sehat dan menjalankan hidup dengan lebih baik. Tapi dengan pornografi, otak akan mengalami hyper stimulating (rangsangan yang berlebihan), sehingga otak sangat ekstrem, yang kemudian bisa membuat otak mengecil dan rusak.

Ide pokok paragraf di atas adalah ….


      Air yang diambil dari kelapa muda merupakan cairan isotonik, yang menggantikan air dan mineral yang hilang dari tubuh akibat aktivitas fisik. Atlet dan orang yang terlibat dalam aktivitas fisik yang berat perlu minum air kelapa karena membantu mereka menjaga diri dari dehidrasi. Minuman ini pengganti yang cocok untuk "Gatorade" karena mengandung elektrolit lebih dari minuman energi kebanyakan. Air kelapa muda  sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Ide pokok paragraf di atas adalah ….


       Mabes Polri menegaskan Front Pembela Islam (FPI) tak perlu dibubarkan. Penegasan itu disampaikan Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution di kantornya, Jakarta (Rabu, 15/2). Saud menyampaikan hal itu untuk menanggapi maraknya desakan dari elemen masyarakat yang meminta pebubaran FPI. “FPI merupakan Ormas yang sebenarnya bisa dibina tanpa harus dibubarkan,” kata dia.

Ide pokok paragraf di atas adalah ….


       Daerah Segitiga Bermuda sangat berbahaya bagi pelayaran dan penerbangan. Kurang lebih seratus  pesawat dan kapal laut hilang di daerah ini dan korbannya mencapai lebih dari 1000 orang. Yang paling mengerikan kejadian yang dijuluki “Kuburan Atlantik”.  Kejadian ini menimpa ekspedisi skuadron ke-19 Amerika. Pada hari Kamis bulan Januari 1945, lima pesawat tempur jenis TTB30 Finger berangkat dari pangkalannya di Port Louderdidle di wilayah Florida, USA. Kelima pesawat itu bersama awaknya lenyap di balik kabut misterius tanpa meninggalkan jejak sedikit pun di daerah Segitiga Bermuda.

Ide pokok paragraf di atas adalah ….
       Di Indonesia plagiator tidak berat hukumannya, baik secara sosial dan hukum. Secara sosial, seorang plagiator tetap dihormati dan dipertimbangkan pemecatannya dalam struktur akademik.  Hal ini terlihat pada sanksi seorang profesor yang ketahuan plagiat dalam tulisannya di The Jakarta Post di Bandung, beberapa waktu lalu. Di negara maju seperti Amerika Serikat, ketika seseorang  memplagiasi, menyontek, menjiplak, menyalin tanpa menyebutkan sumbernya, atau bahkan menyalin secara keseluruhan dapat berakibat fatal, yaitu pencopotan gelar dan pekerjaannya.

Ide pokok paragraf di atas adalah ….


       Orang yang membujang hidup untuk dirinya sendiri. Mereka membujang bersama hawa nafsu yang selalu bergelora. Kemurnian semangat dan rohaninya menjadi keruh. Mereka selalu ada dalam pergolakan melawan fitrahnya, kendatipun ketakwaan mereka dapat diandalkan. Pergolakan yang terjadi secara terus-menerus lama kelamaan akan melemahkan iman dan ketahanan jiwa serta mengganggu kesehatannya. Orang yang enggan menikah baik itu laki-laki atau perempuan, mereka itu sebenarnya tergolong orang yang paling sengsara dalam hidup ini.

Ide pokok paragraf di atas adalah ….


       Ada anggapan bahwa berpacaran sebagai masa perkenalan  atau masa penjajakan yang lumrah dan wajar-wajar saja. Anggapan seperti ini adalah anggapan yang salah. Berpacaran sudah pasti tidak bisa dihindarkan dari berintim-intim dua insan yang berlainan jenis, terjadi pandang memandang dan terjadi sentuh menyentuh. Semuanya haram hukumnya menurut syari'at Islam.  Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan seorang perempuan, melainkan si perempuan itu bersama mahramnya". (Hadits Shahih Riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim). Dalam Islam berpacaran hukumnya haram.
Ide pokok paragraf di atas adalah ….


       Orang sunda kesulitan melafalkan huruf "F". Kesulitan ini tidak hanya di temukan pada masyarakat awam, tapi juga pada masyarakat yang yang tergolong berpendidikan cukup tinggi. Saya pernah menemukan beberapa diktat kuliah Perguruan Tinggi Negeri ternama di Bandung, yang disusun oleh dosen asli Sunda, yang banyak memuat kekeliruan penulisan antara "F" dan "P". Sampai ada satu anekdot, orang-orang Sunda suka membela diri dengan mengatakan, "Siapa bilang orang Sunda tidak bisa bilang ’F’, itu teh Pitnah! Pitnah!"

Ide pokok paragraf di atas adalah ….

Sunday 21 August 2016

PELAJARAN BAHASA INDONESIA TEKS SEJARAH


TEKS CERITA SEJARAH adalah materi bahasa indonesia yang akan kita bahas kali ini. Teks cerita sejarah ini akan kita temui di kelas XII kurikulum 2013.. Adapun kali ini kita akan membahas lengkap semua tentang teks cerita sejarah. Yaitu yang akan kita bahas mengenai teks cerita sejarah antara lain pengertian, struktur teks, kaidah kebahasaan dan contoh teks cerita sejarah yang diharapkan bisa membantu mengisi soal dan tugas bahasa indonesia kalian semua,


Pengertian teks cerita sejarah
Teks cerita sejarah merupakan teks yang didalamnya menjelaskan dan menceritakan tentang fakta dan kejadian masa lalu yang menjadi asal muasal atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai sejarah.



Struktur Teks Cerita Sejarah
Struktur teks merupakan gambaran cara teks tersebut dibangun. Tahukah kalian bahwa teks cerita sejarah disusun dengan struktur teks orientasi cerita sejarah diikuti oleh urutan peristiwa dan diikuti oleh reorientasi? Silahkan lihat dibawah ini agar dapat lebih mudah dipahami.

1. Orientasi, merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah.
2. Urutan Peristiwa, merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, yang biasanya                disampaikan dalam urutan kronologis.
3. Reorientasi, berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian sejarah yang diceritakan. Bagian ini merupakan tahapan yang bersifat pilihan, artinya boleh saja bagian ini tidak disajikan oleh penulis teks cerita sejarah.
atau bisa kita sebut  GOPRO (Gambaran umum, Orientasi, Peristiwa, dan Re-Orientasi)

Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
Ciri kebahasaan teks cerita sejarah ditandai dengan adanya pronomina atau kata ganti, kata-kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, adanya kata kerja (verba) material, dan konjungsi (kata penghubung) temporal. Untuk lebih jelasnya bisa sobat lihat dibawah ini.
Pronomina (kata ganti), merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.
Frasa adverbial, meupakan kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.
Verba material, merupakan kata yang berfungsi untuk menunjukan aktivitas atau perbuatan nyata yang dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca, menulis, dan menyapu.
Konjungsi Temporal (kata sambung waktu), berguna untuk menata urutan-urutan peristiwa yang diceritakan, teks cerita sejarah banya memanfaatkan konjungsi (kata penghubung) temporal.

Contoh Teks Cerita Sejarah
Bumi Berguncang di Dataran Konflik
Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter mengguncang kawasan barat Provinsi Baluchistan, Pakistan. Gempa ini terjadi pada 24 September 2013. Pusat gempa berada di kedalaman 23 kilometer, sekitar 233 kilometer tenggara Dalbandin, Baluchistan. Bencana menyebabkan sedikitnya 515 orang tewas, 765 orang terluka, dan lebih dari 100.000 orang terlantar, serta menghancurkan sejumlah fasilitas umum dan infrastruktur.

Gempa juga dirasakan masyarakat di Gwadar, Khuzdar, Chagai, Hyderabad, dan Karachi yang berada ratusan kilometer dari pusat gempa. Bahkan, guncangan terasa hingga New Delhi, India.

Beberapa jam setelah gempa, sebuah pulau baru muncul di kota pelabuhan Gwadar di pesisir Pakistan. Pulau itu diduga terbentuk dari lapisan tanah di kawah lumpur. Gundukan lumpur dan batu itu tingginya 18 meter dengan panjang 30 meter dan lebar 76 meter.

Lima hari setelah terjadi gempa pertama, Provinsi Baluchistan kembali diguncang gempa berkekuatan 6,8 skala richter, yaitu pada 28 September 2013. Pusat gempa berada di 96 kilometer timur laut Distrik Awaran, dengan kedalaman 14 kilometer. Sedikitnya 22 orang tewas dan hampir 15.000 rumah di Kota Nokjo, bagian barat Provinsi Baluchistan.

Evakuasi korban dan pendistribusian bantuan ke sejumlah daerah terdampak gempa terkendala kerusakan infrastruktur jalan dan lokasi yang berjauhan. Tim penyelamat juga harus berhadapan dengan serangan kelompok separatis Baluchistan. Lima orang tentara perbatasan yang mengawal konvoi bantuan tewas saat berhadapan dengan militan di Kota Panjgore, 800 km utara Quetta, (28/9/2013). Sebelumnya, helikopter tim pemantau dan penyelamat korban gempa juga diserang kelompok separatis.

Pemerintah Pakistan mencatat kelompok separatis Baluchistan tersebar di sejumlah distrik di Provinsi Baluchistan tersebut. Salah satu tempat persebaran kelompok itu berada di pedalaman Distrik Awaran yang dekat dengan pusat gempa dan tingkat kerusakannya paling parah.

SUMBER: http://www.materikelas.com/

PELAJARAN BAHASA INDONESIA TEKS BERITA

Teks Berita,  Pengertian, Struktur Teks,  Contoh, Dan Ciri-Cirinya  – Pada kesempatan kali ini kita akan membahas materi kelas Xll pada kurikulum 2013 yaitu Teks berita.Dalam posting ini yang kita akan membahas meliputi pengertian, struktur teks, contoh, serta kaidah dari teks berita.Untuk mengetahuinya lebih lanjut kalian bisa menyimak langsung dibawah ini.

1. Pengertian Teks Berita
Teks berita merupakan suatu teks yang berisikan informasi mengenai suatu hal atau kejadian  yang terjadi dan masih hangat diperbincangkan oleh banyak orang.Teks berita biasanya disiarkan melalui media elektronik atau media cetak seperti koran dan majalah.Dengan membaca teks berita kita dapat memperoleh informasi mengenai suatu hal yang dapat menambah wawasan kita sehingga dapat berfikir secara kreatif, efektif dan kritis terhadap suatu masalah.

2. Struktur Teks Berita
Teks berita terdiri 3 (tiga) struktur yang saling berkaitan membentuk suatu teks menjadi sebuah kesatuan teks yang utuh.Struktur Teks berita sendiri terdiri dari Orientasi, Peristiwa, dan Sumber berita.Untuk mengetahuinya lebih dalam mengenai struktur tersebut berikut di bawah ini terdapat penjelasannya mengenai setiap struktur tersebut.


- Orientasi Berita, berisikikan tentang awal atau pembukaan dari suatu kejadian atau peristiwa yang akan diberitakan.Pada bagian ini biasanya berisi tentang penjelasan secara singkat mengenai informasi yang akan diberitakan tersebut.

- Peristiwa, berisikan tentang inti pokok dari permasalahan yang dibahas di dalam berita.Pada bagian ini akan dijelaskan tentang jalannya kejadian dari awal hingga akhir berdasarkan fakta asli.

- Tubuh Berita/Sumber Berita, Berisi mengenai asal didapatnya informasi yang diberitakan .Bagian ini biasa terletak di akhir berita namun tidak jarang peletakannya terdapat di dalam berita itu sendiri.


Ciri - ciri Teks Berita
- Memenuhi kebahasaan (kelogisan, kecermatan, kepaduan)
- Adanya Keterangan waktu dan tempat
- Terdapat Verba transitif (Melakukan aktifitas fisik)
- Terdapat Verba pawarta (Mengatakan contohnya, ujarnya, katanya, mengatakan dsb.)


Contoh Teks Berita

Intelijen Jerman Jalin Kerjasama dengan Dinas Rahasia Suriah

Berlin - Walaupun pemerintah Jerman melarang rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, badan intelijen kembali melakukan sebuah kerja sama dengan dinas rahasia Assad. Kerja sama tersebut bertujuan untuk saling bertukar informasi soal pergerakan militan.

Berdasar sumber yang memahami isu tersebut seperti yang dilaporkan surat kabar terkemuka Jerman, Bild dan dilansir  oleh Reuters, Jumat (18/12/2015), badan intelijen asing Jerman atau BND pergi langsung menuju ibukota Damaskus guna berkonsultasi dengan mitra kerjanya dari intelijen Suriah.

 Disebutkan juga jika dua pekan lalu, parlemen Jerman sudah menyepakati rencana pendukungan operasi militer koalisi Amerika Serikat untuk melawan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah. Jerman sepakat untuk mengirimkan beberapa jumlah armada pendukung menuju dekat Suriah.

Jerman akan mengirimkan sejumlah jet pengintai berjenis Tornado, kemudian satu buah kapal perang berjenis frigate guna membantu melindungi kapal induk milik Prancis, Charles de Gaulle, dan juga pesawat untuk pengisi bahan bakar juga sekitar 1.200 personel militer.

Para media di Jerman menamai misi tersebut sebagai 'perang pertama' Kanselir Angela Merkel serta menyoroti resiko jatuhnya pilot dari Jerman di wilayah yang telah dikuasai anggota ISIS di sana.

Diberitakan Bild, BND memperbarui kontrak kerja sama dengan intelijen Suriah guna saling bertukar informasi terkait militan, terutama mengenai ISIS. Kontrak tersebut juga bertujuan membuat  jalur komunikasi dengan rezim Suriah, jika terjadi insiden di mana pilot jet tempur Tornado yang milik Jerman jatuh di wilayah Suriah pada saat menjalankan misi. Pihak BND tidak mau mengomentari laporan Bild ini.

Masih menurut laporan Bild, BND menginginkan untuk membuka markasnya sendiri di Damaskus segera mungkin serta mengerahkan agen-agen miliknya secara permanen di sana. Semua pergerakan BND tersebut masih dalam tahap permulaan yang menurut Bild, diketahui oleh pemerintah Jerman.

(Sumber : detik.com)

Comments system

Disqus Shortname